Laman

Senin, 08 Agustus 2011

Love Of Indonesia .........BROMO

Bromo, merupakan Taman Nasional yang patut di banggakan, keindahan alamnya dan pemandangan membuat takjub untuk dilihat.


Untuk aksi vulkanik dan pemandangan yang menakjubkan, Gunung Bromo di Jawa Timur tidak punya lawan sepadan. Gunung setinggi 2329 m di atas permukaan laut ini selalu mengeluarkan asap belerang dan kadang tertutup kabut lebat. Keindahan yang sangat layak untuk diabadikan.

cerita-cerita mengenai penduduk tengger dan bromo patutlah kita ketahui..
Suku Tengger beragama Hindu, turun-temurun hidup di wilayah Gunung Bromo, Jawa Timur. Kulitnya sawo matang, perawakannya sedang, wajahnya rata-rata lebar. 



Ada banyak makna yang dikandung dari kata Tengger. Secara etimologis, Tengger berarti berdiri tegak, diam tanpa bergerak (Jawa). Bila dihubungkan adat dan kepercayaan, arti tengger adalah tengering budi luhur. Artinya tanda bahwa warganya memiliki budi luhur. 


Makna lainnya lagi yaitu daerah pegunungan. Tengger memang berada pada lereng pegunungan Tengger dan Semeru. Ada pula pengaitan tengger dengan mitos masyarakat tentang suami istri cikal bakal penghuni wilayah Tengger, yakni Rara Anteng dan Joko Seger.








Di wilayah pegunungan di Tengger itu sendiri terdapat Gunung Batok, lautan pasir, dan kawah Gunung Bromo yang terkenal. Ternyata kesemuanya itu punya asal-usul dan sejarah dalam bentuk legenda.


Katanya seh!!  ..... Sebelum  Rara Ateng dinikahi Joko Seger,  banyak pria-pria yang naksir. Maklum, kecantikannya si Rara Ateng  sangat alami sebagaimana Dewi. Di antara pelamarnya, terdapat Kyai Bima, penjahat sakti. konon ceritanya bahwa Rara Anteng tidak bisa menolak begitu saja lamaran itu. Ia menerimanya dengan syarat, Kyai Bima membuatkan lautan di atas gunung dan selesai dalam waktu semalam. gituh katanya..... (menurut legendanya)


Trus......Kyai Bima menyanggupi persyaratan tersebut dan bekerja keras menggali tanah untuk membuat lautan dengan menggunakan tempurung (batok) yang bekasnya sampai sekarang menjadi Gunung Bathok, dan lautan pasir (segara wedhi) terhampar luas di sekitar puncak Gunung Bromo. Untuk mengairi lautan pasir tersebut, dibuatnya sumur raksasa, yang bekasnya sekarang menjadi kawah Gunung Bromo.


Rara Anteng cemas melihat kesaktian dan kenekatan Kyai Bima. Ia segera mencari akal untuk menggagalkan minat Kyai Bima atas dirinya. Ia pun menumbuk jagung keras-keras seolah fajar telah menyingsing, padahal masih malam. Mendengar suara orang menumbuk jagung, ayam-ayam bangun dan berkokok. Begitu pula burung. Kyai Bima terkejut. Dikira fajar telah menyingsing. Pekerjaannya belum selesai. Kyai Bima lantas meninggalkan Bukit Penanjakan. Ia meninggalkan tanda-tanda:

1.  Segara Wedhi, yakni hamparan pasir di bawah Gunung Bromo

2.  Gunung Batok, yakni sebuah bukit yang terletak di selatan Gunung Bromo, berbentuk
      seperti tempurung yang ditengkurapkan.

3.  Gundukan tanah yang tersebar di daerah Tengger, yaitu: Gunung Pundak-lembu, Gunung
     Ringgit, Gunung Lingga. Gunung Gendera, dan lain-lain.


                                                                    Gunung Batok


 Segara Wedhi

                                                          
Mengabadikan Nuansa Sunrise






Saat-saat Sunrise




Kawah Bromo




Add caption



                                            Salah Satu Aktivitas Masyarakat Tengger




Tempat Ibadah Penduduk Tengger (CANDI) di Kawasan Bromo
     
Paras wajah-wajah Tengger



Tidak ada komentar:

Posting Komentar