Laman

Minggu, 25 Desember 2011

Menghargai Setiap Detik Dalam Kehidupan



Berbicara tentang kebahagiaan (happiness) adalah bukan sekedar mencapai hasil, tapi menikmati detik demi detik yang berlalu dalam proses mencapai hasil itu. Menghargai detik demi detik dalam kehidupan adalah cara mendapatkan kebahagiaan. Detik merupakan satuan terkecil dalam hidup kita, yang berlalu dengan cepat. Untuk itu kita perlu membuka seluruh panca indra kita, membuka hati dan pikiran kita. Dengan demikian kita bisa masuk dalam detik-detik kehidupan, dan meresapi apa yang sedang terjadi. Anggaplah aktifitas kita hari ini sebagai aktfitas terakhir yang kita lakukan. Maka kita akan melakukan aktifitas secara total. Angaplah ibadah kita hari ini sebagai ibadah terakhir yang bisa lakukan sebelum kita menghadapNYA, maka kita pasti akan beribadah dengan sungguh-sungguh. Begitulah salah satu cara untuk menghargai setiap detik dalam kehidupan. Anggaplah komunikasi kita dengan keluarga hari ini sebagai komunikasi yang terakhir, maka kita akan berkomunikasi secara berkualitas. Menghargai setiap detik dalam kehidupan adalah menikmati setiap tarikan nafas. Rasakan nafas yang kita lakukan setiap detik. Renungkan karunia dari Yang Maha Kuasa ini. Kita akan merasa bahagia dan bersyukur. Begitu juga ketika kita mengalami kesulitan, nikmati saja kesulitan itu. Maka ketika kita mendapatkan nikmat dan kemudahan, maka kita akan merasa nikmat yang sangat besar. 

Senin, 08 Agustus 2011

Love Of Indonesia .........BROMO

Bromo, merupakan Taman Nasional yang patut di banggakan, keindahan alamnya dan pemandangan membuat takjub untuk dilihat.


Untuk aksi vulkanik dan pemandangan yang menakjubkan, Gunung Bromo di Jawa Timur tidak punya lawan sepadan. Gunung setinggi 2329 m di atas permukaan laut ini selalu mengeluarkan asap belerang dan kadang tertutup kabut lebat. Keindahan yang sangat layak untuk diabadikan.

cerita-cerita mengenai penduduk tengger dan bromo patutlah kita ketahui..
Suku Tengger beragama Hindu, turun-temurun hidup di wilayah Gunung Bromo, Jawa Timur. Kulitnya sawo matang, perawakannya sedang, wajahnya rata-rata lebar. 



Ada banyak makna yang dikandung dari kata Tengger. Secara etimologis, Tengger berarti berdiri tegak, diam tanpa bergerak (Jawa). Bila dihubungkan adat dan kepercayaan, arti tengger adalah tengering budi luhur. Artinya tanda bahwa warganya memiliki budi luhur. 


Makna lainnya lagi yaitu daerah pegunungan. Tengger memang berada pada lereng pegunungan Tengger dan Semeru. Ada pula pengaitan tengger dengan mitos masyarakat tentang suami istri cikal bakal penghuni wilayah Tengger, yakni Rara Anteng dan Joko Seger.








Di wilayah pegunungan di Tengger itu sendiri terdapat Gunung Batok, lautan pasir, dan kawah Gunung Bromo yang terkenal. Ternyata kesemuanya itu punya asal-usul dan sejarah dalam bentuk legenda.


Katanya seh!!  ..... Sebelum  Rara Ateng dinikahi Joko Seger,  banyak pria-pria yang naksir. Maklum, kecantikannya si Rara Ateng  sangat alami sebagaimana Dewi. Di antara pelamarnya, terdapat Kyai Bima, penjahat sakti. konon ceritanya bahwa Rara Anteng tidak bisa menolak begitu saja lamaran itu. Ia menerimanya dengan syarat, Kyai Bima membuatkan lautan di atas gunung dan selesai dalam waktu semalam. gituh katanya..... (menurut legendanya)


Trus......Kyai Bima menyanggupi persyaratan tersebut dan bekerja keras menggali tanah untuk membuat lautan dengan menggunakan tempurung (batok) yang bekasnya sampai sekarang menjadi Gunung Bathok, dan lautan pasir (segara wedhi) terhampar luas di sekitar puncak Gunung Bromo. Untuk mengairi lautan pasir tersebut, dibuatnya sumur raksasa, yang bekasnya sekarang menjadi kawah Gunung Bromo.


Rara Anteng cemas melihat kesaktian dan kenekatan Kyai Bima. Ia segera mencari akal untuk menggagalkan minat Kyai Bima atas dirinya. Ia pun menumbuk jagung keras-keras seolah fajar telah menyingsing, padahal masih malam. Mendengar suara orang menumbuk jagung, ayam-ayam bangun dan berkokok. Begitu pula burung. Kyai Bima terkejut. Dikira fajar telah menyingsing. Pekerjaannya belum selesai. Kyai Bima lantas meninggalkan Bukit Penanjakan. Ia meninggalkan tanda-tanda:

1.  Segara Wedhi, yakni hamparan pasir di bawah Gunung Bromo

2.  Gunung Batok, yakni sebuah bukit yang terletak di selatan Gunung Bromo, berbentuk
      seperti tempurung yang ditengkurapkan.

3.  Gundukan tanah yang tersebar di daerah Tengger, yaitu: Gunung Pundak-lembu, Gunung
     Ringgit, Gunung Lingga. Gunung Gendera, dan lain-lain.


                                                                    Gunung Batok


 Segara Wedhi

                                                          
Mengabadikan Nuansa Sunrise






Saat-saat Sunrise




Kawah Bromo




Add caption



                                            Salah Satu Aktivitas Masyarakat Tengger




Tempat Ibadah Penduduk Tengger (CANDI) di Kawasan Bromo
     
Paras wajah-wajah Tengger



Sabtu, 09 Juli 2011

Bertransformasilah! Berubahlah!

Keraguan untuk berubah merupakan suatu hal yang wajar. Tapi perubahan tidak bisa kita hindari. Hidup adalah berubah, kalau tidak kita akan binasa. Change or die. Butuh keyakinan dan kebeanian untuk berubah. Tinggalkan hal-hal yang tidak relevan. Bangun hal-hal baru sebagai bekal untuk melangkah ke depan. 


salam




Selasa, 05 Juli 2011

Beautiful Moment Slideshow & Video

ini hasil-hasil foto temen saya namanya Bung  Setiawan Kaka....sukses braders

Beautiful Moment Slideshow & Video: "TripAdvisor™ TripWow ★ Beautiful Moment Slideshow ★ to West Kalimantan (near World). Stunning free travel slideshows on TripAdvisor"

Selasa, 21 Juni 2011

Tertawa.............(Untuk BU..MANIS)

Bravo rekan-rekan  Bu...Manis

Ya, tertawa merupakan hal yang sangat natural pada manusia. Tertawa adalah bagian dari proses untuk tumbuh dan sehat. Sayangnya banyak manusia yang sulit tertawa saat ini. Kita boleh tidak kaya raya, kita boleh tidak punya kekuasaan, tapi jangan sampai kita kehilangan kegembiraan dan tawa. Siapapun kita, dan apapun pekerjaan kita, penuhilah hidup dengan tawa dan gembira.
Tapi ingat, tertawalah secara sehat dan sopan. Kita harus tetap menjalani kehidupan dan pekerjaan kita dengan serius, sungguh-sungguh dan meraih kesuksesan, tapi kita juga harus tetap tertawa dan bahagia. Sukseslah, tapi jangan minus tertawa!


salam





Minggu, 19 Juni 2011

Optimis


Bagaimana cara untuk menjadi orang yang optimis?
1. Melihat segala sesuatu dengan kacamata positif. Sekecil apapun yang diperoleh selalu   
bersyukur.
2. Bekerja dengan semangat, karena kita selalu melihat dengan sudut pandang positif atas hidup ini.
3. Mengelola hal-hal negatif dalam hidup, dan selesaikan secepatnya
4. Bergaul dengan orang-orang yang optimis, maka perlahan kita akan terbawa memiliki sikap
  tersebut.

Dalam keadaan sulit dan tidak menentu, mari kita jaga sikap  optimis, karena optimis akan memberi kesehatan yang lebih baik, usia lebih panjang, dan kemungkinan sukses yang  lebih besar. Orang pesimis melihat masalah dibalik kesempatan, sedangkan orang optimis melihat kesempatan dibalik semua masalah.

salam



Selasa, 14 Juni 2011

Pulau Temajoh



Sunrice at Temajoh 



Pulau Temajoh boleh dijadikan untuk wisata bahari, keindahan pantai dan lautnya sangatlah memikat dan layak untuk dikunjungi. cukup dengan  menggunakan jasa penyeberangan dalam waktu 30 menit kita sudah berada di pulau nan elok ini.........Ini lah beberapa gambar-gambar yang sempat saya ambil.





Kelong






Dream Island







































Sabtu, 11 Juni 2011

Kemana Tujuan Hidupku


Hidup harus punya tujuan. Kita harus tahu hidup kita akan dibawa kemana. Ke mana tujuan kita dalam hidup ini. Jangan menjalani hidup dengan berpedoman 'seperti air yang mengalir'. Karena hal itu akan membuat hidup kita tidak punya arah dan tujuan yang jelas. Ibarat orang yang sedang berjalan, dia akan tetap bejalan, meski tidak tidak ke mana tujuannya. Begitu juga kehidupan ini, akan terus berjalan. Alangkah sayangnya jika kita tidak punya tujuan hidup.

Orang yang mengerti/mengetahui tujuan hidupnya akan selalu berusaha mengaitkan apa yang dilakukannya sekarang dengan tujuan akhirnya, sehingga dia akan melakukan yang terbaik. Masa depan bukanlah sesuatu yang misterius. Masa depan adalah sesuau yang kita bentuk/ciptakan dari sekarang.

Rutinitas sering membuat kita terjebak, kehilangan perspektif, dan melupakan tujuan hidupnya. Untuk itu diperlukan jeda/istirahat sejenak dari rutinitas untuk merenungi tujuan hidup. Kita harus tahu apa ujung dari semua kesibukan/rutinitas kita saat ini.

Memang benar, pada akhirnya hidup kita akan kembali kepadaNYA. Tapi itu adalah tujuan jangka panjang. Sebelum sampai pada jangka panjang, ada jangka pendek dan menegah. Inilah yang harus ditemukan tujuannya.

Contoh: Ada orang yang sudah bekerja selama belasan tahun, tapi tidak juga punya tabungan. Ini akibat tidak tahu arah akan kemana. Orang seperti ini bisa jadi membiarkan lingkungan mendiktenya. Waktu dan kesempatan yang ada disia-siakan. Dan tiba-tiba dia sudah ada diposisinya yang sekarang. Perjalanan hidup dilakukan tanpa kesadaran.

Mulailah dari tujuan akhir. Ketika kita membuat planing, sebenarnya secara mental kita sudah sampai pada tujuan dari planing tersebut. Itu adalah mimpi dan cita-cita. Kalau mental kita sudah sampai, maka kita tinggal meniti perjalanan fisiknya.

Hidup ini hanya satu kali. Maka hidup membutuhkan sebuah perencanaan. Tanpa perencanaan kita tidak akan 'pergi' kemana-mana. Memang benar, skenario utama adalah dari Tuhan Yang Maha Menentukan. Tapi bukankah Tuhan menugaskan kita menjadi khalifah di bumi ini, dan menjadi sutradara bagi diri kita sendiri. Untuk itu kita harus merencanakan dan mengusahakan tujuan hidup kita.





Kamis, 09 Juni 2011

Hati Yang Tak Terbatas



Kita harus memiliki hati yang tak terbatas. Dengan hati yang tak terbatas, maka kita akan menghadapi kehidupan ini dengan hati yang positif, dan tidak terperangkap dalam kesempitan. Kalau hati kita sempit, maka kita akan sering merasa suntuk, sumpek, emosi, dan bertindak destruktif. Waktu kita terbatas, tenaga kita terbatas, uang/gaji kita terbatas, namun hati kita jangan terbatas.

Untuk memiliki hati yang tak terbatas, maka kita harus menghubungkan diri dengan Yang Maha Tak Terbatas, Tuhan. Hal itu bisa kita lakukan dengan ibadah dan doa. Kita menghubungkan diri dengan Tuhan Yang Tak Terbatas, sehingga Tuhan akan memenuhi hati kita dengan kasih sayang Nya yang tak terbatas.

Yang dituntut dari kita sebagai manusia adalah kebaikan disegala aspek kehidupan. Tapi kita berhadapan dengan keterbatasan, sehingga seringkali kita mengalahkan kebaikan.

Kita perlu memperluas hati agar tak terbatas. Personifikasi dari ketidakterbatasan adalah kasih sayang ibu. Tenaga ibu terbatas. Tapi untuk anaknya, kasih sayang ibu tidak terbatas.

Perumpaan dari hati yang tak terbatas adalah:
- Kita memiliki uang satu juta rupiah, dipinjam teman seratus ribu, maka kita akan merasa kecewa dan kehilangan. Tapi ika kita memiliki uang satu milyar, maka kehilangan uang seratus ribu tidak ada terasa.

- Lautan/samudra kita tuangkan dengan seember racun, tidak akan terkontaminasi, tersapu ombak. Tapi jika air di kolam kecil dituangkan seember racun, maka akan langsugn terkontaminasi.

Untuk itu, dengan memiliki hati yang tak terbatas, kita akan menjadi manusia yang berjiwa besar, berfikir positif, dan berbuat kebaikan.


salam 



Kamis, 02 Juni 2011

Liburan Hati


Adakalanya hari libur, justru menjadi hari yang sibuk. Begitu besok libur, kepala sudah dipenuh rencana, saya ingin pergi kesana, saya ingin pergi kesini. Menyatukan keinginan akhirnya malah menciptakan kegaduhan. Tidak sesederhana itu untuk menyusun rencana. Makin jauh perjalanan makin rumit, karena perlengkapan yang diperlukan makin banyak. Kalau libur diisi dengan bepergian dan rekreasi, malah menjadi lelah. Apalagi jika banyak orang yang berfikiran sama. Di jalanan orang berebut jalur. Di rumah makan orang berebut kursi. Di tempat rekreasi orang berut giliran. Rebutan itu membuat liburan hanya menghasilkan kepenatan.
Ada yang sering dilupakan dari libur, yaitu aneka efek kebalikannya. Waktu libur menjadi  sibuk, rilek menjadi tegang, sepi menjadi gaduh, dan  santai menjadi lelah. Lalu lebih sibuk manakah kita, saat hari kerja, atau libur? Pertanyaan inilah yang mengubah persepsi saya atas definisi libur. Definisi libur sejatinya lebih bermuara dalam hati, bukan pada hari libur. Pada dasarnya orang bisa menciptakan hari libur kapan saja, tak peduli hari sedang libur atau tidak. Orang juga bisa menyibukan diri walau sedang libur. Kerja lelah, libur juga lelah, lalu apa bedanya?


salam



Rabu, 01 Juni 2011

Ketidakpastian




Sangat Menarik sekali kadang rejeki terbaik manusia  bisa muncul dibalik ketidakpastian. Semua yang berbakat berpeluang. Begitu sempit peluang itu, sampai-sampai kita tak percaya peluang diri sendiri. Ketika mendapat peluang, seseorang merasa terbang di keajaiban. Kalau tidak ada ketidakpastian, maka semua lomba akan rendah nilainya.
Begitu juga dengan hujan salah musim. Hujan salah musim bisa membuat pesawat gagal terbang. Atau bisa juga sebaliknya, di tengah mendung ternyata terang, sehingga pesawat bisa terbang.  Karena hujan yang tanpa rencana, pertemuan bisa mengalami kemunduran. Tapi itulah yang membuat pihak-pihak yang akan bertemu memiliki jeda. Yang semula hendak menolak jadi menerima, yang marah jadi memahami.





Memang selalu ada yang menegangkan dari ketidakpastian. Karena dia menyimpan kemungkinan yang tak terbayangkan, yang mencengangkan. Banyak orang membayangkan menjadi sesuatu, dan akhirnya menjadi seperti yang ia bayangkan. Tapi banyak juga orang yang tidak membayangkan menjadi sesuatu, tapi menjadi sesuatu. Hidup terlalu kaya untuk dibatasi dalam bayangan seseorang.
Dibalik ketidakpastian, alam sedang menumbuhkan kemugkinan-kemungkinan baru. Ketidakpasian itu bisa menjadi akhir bagi si lapuk, tapi menjadi awal bagi si semi. Dahan yang rapuh memang seharusnya meranggas dan mati. Tunas baru akan bersemi. Bisa dibayangkan jika diktator tidak dilapukkan oleh alam, maka kekuasaanya pasti akan berkepanjangan. Jadi mari bergembira dihadapan ketidakpastian.

salam Jepret.........




Selasa, 31 Mei 2011

Aktivitas Tepian Kapuas

Kampoeng Sampit

Gertak merupakan sarana utama  menyusuri perkampungan ini

Tepatnya berada di perkampungan Kampong Sampit yang terletak di tepian Sungai kapuas, Kecamatan Pontianak Timur, Kalimantan Barat.  Berbagai aktivitas penduduk masyarakat di tepian sungai Kapuas. Jika berbicara Kampong Sampit  menarik dan unik karena keberadaannya. 


Kegiatan Seperti Ini Sering Kita jumpai Di Sini

Aktivitas menangkap ikan penduduk setempat

Kampong ini juga tidak kalah menarik sebagai tempat tujuan wisata. Kita dapat menyusuri gertak-gertak (jembatan panjang yang terbuat dari kayu belian), kehidupan sosial masyarakatnya yang ramah dan bersahabat yang membuat kita betah untuk berlama-lama menghabiskan waktu menikmati indahnya Sungai kapuas di sore harinya.


Nuansa Senja Di Kampong Sampit
    

aktivitas sore hari 




Ramahnya Masyarakat di perkampungan ini






salam jepret



Provokasi Diri

Berbuat Baiklah


Jika kita berbuat baik kepada seseorang, belum tentu kita akan mendapat balasan yang baik dari orang tersebut. Hal itu tidak perlu dirisaukan, karena balasan yang terpenting bukan dari orang tersebut. Akan datang balasan kebaikan lain kepada kita. Kalau kita menghentikan kebaikan kepada orang itu, maka kita bertindak bodoh. Konsistensilah dalam berbuat baik.




salam jepret......................





Senin, 30 Mei 2011

Kekuatan IBA



Saya curiga kalau apa saja yang saya peroleh hari ini lebih dari energi iba bukan energi usaha. Artinya ketika saya mendapat sesuatu itu bukan karena usaha saya, melainkan karena ada yang memberikannya pada saya. Saya bisa menulis kolom karena saya diberi kesempatan, bukan karena kehebatan saya. Kalau membaca ulang tulisan lama saya, saya merasa malu dan bersalah. Tapi yang luar biasa, ada pihak yang mau memuatnya. Jadi energi ‘diberi’  itu lebih dominan dari usaha.
Usaha ternyata hanya perlu secukupnya karena ia tidak pernah cukup. Sekuat-kuatnya cangkul tidak akan kuat menuntaskan semua ladang. Sejauh-jauh orang bepergian, masih jauh jumlah tujuan. Kalau saya bisa pergi jauh, itu bukan karena kemampuan saya, tapi karena jarak yang mendekat pada saya.
Saya tak pernah membayangkan pergi haji karena 3 hal, pertama: karena kelakuan saya, kedua: jauh, ketiga: mahal. Tapi hambatan-hambatan itu dikecilkan oleh alam untuk saya. Soal kelakuan saya, selalu tersedia orang-orang yang sabar dan mau memaafkan. Soal jarak yang jauh didekatkan  oleh pengetahuan yang membawa percepatan. Soal biaya yang mahal menjadi murah karena ada yang meringankan.
Saya bisa berusaha, tapi sekuat apapun akan cekak saja.  Fakta ini menunjukkan bahwa usaha saya hanya kelengkapan administrasi belaka. Tapi disinilah letak mahalnya. Usaha remeh tampaknya, tapi ia harus. Usaha sederhana tapi ia mutlak. Sebuah Surat Izin Mengemudi (SIM) hanya kertas dan stempel (adminsitratif) , tapi ia harus dimiliki jika anda ingin bebas berkendara. Mari menempati usaha, walau kekuatan kita hanya sekedar lambaian tangan. Bukankah karena lambaian tangan sebuah bus besar mau berhenti untuk kita?


salam jepret......

Camera DLSR Dalam Pikiran

Waktu kecil, saya punya banyak permintaan yang tidak nyambung dengan keadaan saya. Ketika anak-anak lain gembira dengan memiliki sepedanya, saya malah bermimpi memiliki komputer. Membayangkan menjadi drafter design adalah sesuatu yang memabukkan luar biasa. Tapi susah sekali untuk menyalurkan hasrat ini. Jangankan untuk membeli, untuk meminjam aja pada saat itu sulitnya luar biasa, karena komputer berada jauh diluar jangkauan.

Hobi saya berkembang ke musik. Bisa bermain gitar dan memiliki gitar adalah mimpi besar saya selanjutnya. Tapi satu-satunya alat musik yang saya punya adalah mulut saya. Dengan mulut, saya bisa meniru bunyi alat musik apa saja. Sedangkan gitar hanya milik segelintir anak-anak kota.
Menyadari ini, saya merasa menjadi anak dengan salah hobi. Kesalahan ini saya perbesar sendiri. Gitar saja tidak terjangkau, malah bermimpi punya camera DLSR. Camera DLSR hanya bisa saya impikan karena tidak layak untuk saya miliki. Pada awalnya perasaaan itu hanya sebatas persoalan ekonomi, tapi lalu berkembang menjadi persoalan psikologi. Camera DLSR adalah barang mahal, cocoknya ada di rumah yang mahal, dan dimiliki oleh anak-anak orang mahal.
Celakanya, merasa bukan sebagai orang mahal itu terus menetap. Tepatnya ketika saya harus benar-benar memiliki Camera DLSR. Saya nyaris tidak percaya.  Jika cuma membeli Camera DLSR secara barang, saya mampu secara ekonomi. Tapi bahwa secara perasaan, rasa tidak layak itu mengendap permanen. Sungguh serupa insting gajah yang patuh dengan seutas tali. Tali lemah, tapi kuat secara kejiwaan. Gerakan gajah hanya akan sebatas lingkaran tali. Ini karena pikiran dalam gajah itu.
Saya lama terkondisi dengan pikiran seperti ini. Ketika ini saya sadari, akhirnya saya bertekad membeli  camera DLSR. Apakah camera DLSR itu benar-benar mahal? Tidak! karena ini bukan grand DLSR dengan tuts gading gajah, ini adalah camera  DLSR tuk pemula. Tidak peduli siang dan malam, saya boleh memakainya dan mencobanya. Soal ukuran pantas dan tidak pantas memiliki Camera DLSR, ternyata bisa saya tetapkan sendiri. Camera DLSR yang selama ini tertahan dipikiran,  sekarang benar-benar saya hadirkan sebagai kenyataan..... amin.....


salam jepret.....


.

Orang Yang Lupa Bergembira





Doa yang paling sering saya panjatkan adalah agar Tuhan tidak mencabut kegembiraan dalam hati saya. Karena betapa mudah saya untuk sedih, mengomel, dan uring-uringan terhadap keadaan. Keadaan itu bisa bernama apa saja, baik dalam kondisi nyaman apalgi dalam zona susah. Apakah zona susah itu? Ini juga pertanyaan jebakan, apalagi jika susah hanya disempitkan sebagai kemiskinan dan kebendaan.
Di masa kecil, ketika miskin benda itu benar-benar mencekik leher kami dan tetangga, mudah bagi kami untuk gembira bersama. Cukup dengan bulan purnama, kami langsung berkumpul, bernyanyi dan menari di tanah lapang. Malam boleh gelap, tapi dengan bulan, malam jadi sangat berarti.

Kota kami kini terlalu terang. Kedatangan bulan sering jadi tidak penting lagi. Terang benderang setiap kali, kita malah marah ketika listrik cuma sebentar saja mati. Jelas kegembiraan itu tetap ditepatnya, walau hidup kita berubah.
Apapun perubahan yang terjadi jika tidak mengajak kegembiraan turut serta adalah soal yang tidak saya ingini. Saya tidak ingin menjadi pribadi yang uring justru ketika diberi kemudahan  membeli rumah atau mobil misalnya. Karena mobil itu bisa menjadi biang waswas tanpa henti. Tergores sekuku saja akan menancap dalam hati. Begitu juga dengan semua jenis pertumbuhan yang melupakan kegembiraan, akan terus saya wapadai.
Ibaratnya pertama kali merenovasi rumah, yang berlangsung tidak cuma gairah merenovasi, tapi juga perselisihan pendapat, omelan kepada tukang, dan curiga kesana kemari. Saya kaget sendiri pada ironi itu. Rumah ini yang terbangun mestinya membuat gembira, tapi malah menimbulkan kekacuan. Sumber kekacuan segera saya telusuri. Ternyata sumbernya adalah karena sumber-sumber kegembiraan habis saya korupsi. Saya ingin sumber seluruh kegembiraan tertuju pada saya. Tapi karena konsentrasi saya hanya ke arah saya sendiri, saya jadi tidak peduli. Begitu juga ketika sedikit saja tukang terlambat saya mengomel. Saya lupa memberi ruang kepada tukang untuk gembira dengan pekerjaannya. Padahal sedikit malas apalah salahnya, sedikit keliru apalah bahayanya. Toh dalam kerja saya juga suka mencuri-curi kemalasan secukupnya.
Azas gembira itu bukan salah atau benar, melainkan apakah rumah itu telah menjadi ajang memberi manfaat bersama. Jadi dalam penyebab gembira itu terjadi kegembiraan yang sesunguhnya. Jadi jelas tidak perlu menunggu lama untuk gembira, karena sumbernya bukan pada keadaan tapi kemauan. Ini berlaku juga bagi yang sedang berpengharapan. Memang disebut harapan karen belum jadi kenyataan, tapi dalam harapan kita sudah diizinkan untuk gembira. Buktinya begitu banyak orang lupa gembira ketika harapannya jadi kenyataan. Karenanya gembira itu bukan soal kapan, tapi soal apakah kita akan membuat keputusan.







Rahasia Sesama Perempuan




Dalam banyak cerita tentang penciptaan manusia, diantaranya adalah laki-laki diciptakan  lebih dulu daripada perempuan. Ada juga cerita lain. Dikisahkan, bahwa Tuhan berkata kepada perempuan, “Hai perempuan, aku akan ciptakan laki-laki untuk menjadi temanmu. Tapi ada satu rahasia yang tidak boleh kamu ungkapkan kepada mereka, yakni laki-laki punya kebiasaan kurang baik,  ingin menang sendiri”. Maka terciptalah laki-laki.  Dan benar, perempuan melihat laki-laki banyak membuat klaim, antara lain bahwa dialah pertama diciptakan Tuhan, bukan perempuan. Perempuan harus tunduk kepala laki-laki, dan laki-laki adalah pemimpin. Karena ingat dengan pesan Tuhan, maka perempuan menerima hal itu dan tidak membantah. “Biarlah ini menjadi rahasia kita. Yang penting kamu akan melihat bahwa bersama laki-laki kamu akan berbahagia, beranak-pinak dan memenuhi seluruh bumi”, demikian pesan Tuhan yang diingat.


Cerita ini ingin mengatakan bahwa, antara kita dengan sesama, baik antara laki-laki dan perempuan, maupun dengan sesama manusia, mestinya tidak banyak yang perlu diperdebatkan. Lebih baik kita mengingat hakikat kebersamaan. Siapa yang lebih dulu siapa yang belakangan, bukan soal penting. Kalau kita bisa memilih mana yang esensial mana yang tidak, maka kita akan terhindar dari pertengkaran dan perselisihan yang tidak produktif. Kita  akan tersenyum dan melihat bahwa kerjasama itu penting, kebersamaan itu penting, dan teamwork yang baik itu penting. Bersama kita bisa bahagia, berhasil dan sukses.



salam........jepret